18 Desember 2008

Tentang Naga

Banyak orang yang mempercayai jika Naga itu hanyalah sebatas fantasi , namun tidak sedikit pula lho orang yang mempercayai mereka ini pernah eksis di Bumi (zaman Jurassic).
jika makhluk itu benar-benar eksis , maka kita pasti mengakui bahwa naga adalah hewan terkuat yang pernah hidup di bumi ini.
Makhluk itu dikisahkan tidak saja memiliki sifat ganas, tetapi turut juga memiliki kekuatan mistik yang tidak bisa ditemui pada hewan-hewan purba lainnya.
Naga yang sering dikisahkan dalam legenda mampu mengeluarkan semburan api panas . Tidak hanya itu, makhluk yang satu ini juga dapat terbang layaknya pterodactyls , bahkan ada jenis naga yang dikisahkan dapat menyelam dalam air , layaknya The Megalodon.
Ada legenda suatu bangsa yang menceritakan bahwa naga menyimpan mutiara di mulutnya dan mutiara itu menghasilkan kekuatan mistik untuk memberikan berbagai kelebihan kepada siapa saja yang berhasil memperolehnya.
Dalam film Hollywood ‘Reign Of Fire’ yang diproduksi pada tahun 2002 , mencoba untuk menghidupkan fantasi-fantasi itu dan hasilnya, jelas manusia kalah ketika berhadapan dengan ancaman naga. Begitu hebatnya kisah-kisah mengenai naga yang sering digembar-gemborkan dalam film maupun buku fiksi .
Namun, hingga kini persoalan naga memang benar-benar eksis atau sekadar mitos/legenda dari kebudayaan masyarakat tertentu masih meninggalkan sebuah tanda tanya besar.
Sesuatu yang menarik mengenai naga adalah ia bukan sekadar kepercayaan atau mitos bagi masyarakat tertentu saja , sebaliknya cerita mengenai naga terdapat dalam budaya dari berbagai bangsa di seluruh dunia.
Kisah-kisah legenda suatu bangsa tentunya memiliki perbedaan dengan bangsa lainnya , ciri-ciri dan gambaran mengenai naga juga berlainan mengikut cerita setempat.
Dikatakan terdapat lebih 30 jenis naga yang berbeda bentuk fisiknya dan fungsi dalam berbagai legenda dan kebudayaan di seluruh negara.
Bangsa Cina cenderung mengatakan ia memiliki badan berbentuk ular, muka seakan-akan mirip dengan kuda, tanduk seperti rusa, kuku-kuku yang runcing , bersisik dan mampu terbang.
Masyarakat Barat , menggambarkan naga menyerupai Tyranosaurus tetapi memiliki sayap untuk terbang. Kebanyakan naga digambarkan sebagai hewan reptilia dan berkembang biak dengan cara bertelur.
Di Thailand , terdapat ukiran naga yang berbentuk seperti ular tetapi hewan itu memiliki tujuh kepala , di Vietnam imajinasi naga menggabungkan image buaya, ular, biawak dan burung.
Dalam legenda Yunani kuno, terdapat banyak kisah mengenai naga , terutama cerita yang menggambarkan hewan itu sebagai penjaga harta karun.
Mengikut catatan pengembaraan Herodotus yang juga digelari sebagai ‘bapak sejarah dunia’, ketika beliau melawati Judea sekitar 450 Sebelum Masehi (SM), dia mendengar cerita dari penduduk setempat mengenai seekor naga yang dikurung dalam sangkar raksasa.
Didorong perasaan ingin tahu, Herodotus mengembara ke kawasan itu dan menjumpai banyak kerangka berbentuk ular. Sejarawan itu kemudian menulis bahwa kerangka-kerangka tersebut merupakan sejenis makhluk purba yang terbang dari Tanah Arab ke Mesir , tetapi didalam perjalanannya hewan itu bertarung dengan predator lainnya dan kemudian kalah terbunuh.
Mengikut catatan pengembaraan Marco Polo , ketika beliau bersama prajurit-prajuritnya melintasi kawasan padang pasir di suatu tempat yang dikenali sebagai Anatolia untuk menuju ke Persia, dikisahkan bahwa mereka diserang naga yang berterbangan.
Kini timbul suatu persoalan lain apabila menceritakan mengenai makhluk-makhluk itu. Apakah naga adalah spesies hewan purba yang hidup sezaman dengan dinosaurus? Dan mungkinkah naga turut punah bersama para dinosaurus 65 juta tahun silam?
Tanggapan bahwa naga adalah makhluk purba pada zaman dinosaurus muncul dari ahli sejarah purba China, Chang Qu, yang mencatatkan mengenai penemuan rangka yang diyakininya sebagai rangka naga di Wucheng di Wilayah Sichuan, China pada 300 SM.
Tapi ,bagaimanapun juga banyak pihak yang skeptic mengatakan kerangka-kerangka itu bukanlah kerangka naga namun mungkin saja merupakan fosil kerangka salah satu species dinosaurus.



Bangsa dan negara yang memiliki kisah naga :
• Cina : disebut Long, berbentuk ular dengan empat kaki yang berkuku
• Vietnam : disebut Rong
• Jepang : disebut Ryu, memiliki tiga kuku tajam
• Korea : disebut Yong ( naga langit) , Yo (naga laut) dan Kyo (naga gunung)
• Siberian : disebut Yilbegan - India : dikenali Vyalee dan banyak diukir di kuil di Selatan India.
• Germanic dan Scandinavian : disebut Lindworm, berbentuk ular besar yang berkaki dua.
• Wales : disebutY Ddraig Goch, naga merah yang tertera pada bendera negeri itu.
• Hungarian : disebut Zomok, berbentuk ular yang tinggal dalam paya dan sering memangsa khinzir atau biri-biri. Sárkánykígyó, berbentuk ular berkepak. Sárkány, naga berbentuk manusia yang memiliki banyak kepala.
• Slavic : disebut Zmey, Zmiy dan Zmaj , menyerupai naga Eropa tetapi memiliki banyak kepala , dapat menyemburkan api.
• Romanian : disebut Balaur, memiliki sirip, berukuran besar dan berkepala banyak.
Chuvash : disebut Vere Celen , Amerika- Meso-amerika : disebut Amphitere , Inca : disebut Amaru , Brazil: dikenali sebagai Boi-tata.
Arkeolog Cina Memburu Naga Dari hasil penggalian itu, ditemukan 479 potong bukti-bukti yang mengarah tentang keberadaan ular naga, dalam bentuk fosil rahang dan bagian tubuh lainnya yang diduga merupakan bagian tubuh dari seekor ular besar. Termasuk tiga potong patung naga yang terbuat dari batu giok halus, yang ditemukan dari kuburan kuno. Konon temuan giok patung naga itu, hampir sama dengan temuan hasil ekskavasi di Desa Sanxingtala pada tahun 1970. Desa ini masuk dalam wilayah kota Cipeng di Monggolia Dalam.
Profesor So Bingqi, seorang arkeolog terkenal di Cina dan merupakan Ketua Asosiasi Arkeolog Cina mengungkapkan, temuan terbaru itu masih harus diteliti lebih jauh. Terutama dengan uji karbon, untuk mementukan umur binatang purba itu dan merekonstruksi seluruh bentuk fisiknya.
Penggalian dilakukan lebih dalam lagi, untuk mencari bagian fosil lainnya yang bisa membuktikan, apakah fosil itu merupakan binatang melata biasa atau memang seekor naga yang diduga hidup lebih muda beberapa ribu tahun dari zaman binatang purba Dinosaurus, T-Rex, Brontosaurus dan binatang-binatang purba lainnya.
Namun dari ukuran tubuh, yang bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan sejenis dinosaurus, diduga kuat temuan itu memang adalah sejenis ular pemangsa. Karena terlihat dari taringnya yang sangat tajam yang mengarah ke dalam, seperti halnya pada binatang pemangsa lainnya yang ditemukan lebih dahulu seperti keluarga T-Rex. Namun dari fosil-fosil yang ditemukan, makhluk ini memiliki tubuh yang sangat panjang kurang dari 30 meteran dengan fosil membentuk seperti formasi ular.
Penelitian di sekitar lembah Sungai Liachoe masih terus dilanjutkan para arkeolog, untuk menentukan apakah temuan ini hanya satu-satunya bukti atau masih ada yang lain. Ternyata dugaan dari para arkeolog itu tidak sia-sia, penggalian di "Red Mountain Goddes", ternyata ditemukan bukti lainnya yang saling mendukung. Temuan serupa di lokasi ini, menemukan beberapa bukti lain yang menguatkan keberadaan naga itu.
Baik arkeolog Bingqi maupun Daahun, anggota Tim Kerja pencari bukti keberadaan naga itu menyimpulkan, ular yang selama ini dimitoskan memang ada. Hanya apakah bentuknya memang sempurna, seperti naga yang digambarkan dalam bentuk patung seperti di biara atau hanya ular purba biasa? Semua itu masih dalam tanda tanya. Para arkeolog masih mencari bukti-bukti lain, dan merekonstruksinya secara sempurna.
Untuk sementara, mereka berhasil merekonstruksi temuan fosil itu adalah sejenis binatang ular purba. Hal ini terlihat jelas, dari kerangka kepala yang mengarah pada sebuah kerangka ular. Namun masih belum sempurna, karena beberapa bagian lain yang diduga berupa tulang rawan bentuknya masih samar-samar. Tapi semua arkeolog meyakini, fosil itu adalah fosil naga, nenek moyang ular-ular sekarang.
Mengenai keraguan bentuk naga sebenarnya, untuk sementara mereka bersepakat gambaran patung-patung naga yang dibuat sejak ribuan tahun lalu, diduga kuat itu mewakili bentuk ular naga sebenarnya meski bukti-bukti pendukungnya masih dideteksi.
Mereka juga bersepakat, gambaran yang ditemukan dalam bentuk patung giok naga, patung dari hancuran emas dan perungu, yang diperkirakan berumur 8.000 tahun lebih, merupakan gambaran bentuk asli dari naga yang kini tinggal fosilnya.
Hanya saja, para arkeolog mempertanyakan, apakah kehadiran kehidupan naga itu bersinggungan dengan kehidupan manusia pada jamannya atau tidak. Kini teka-teki itu, masih harus dipecahkan oleh para arkeolog dengan menggunakan teknologi canggih untuk menentukan umur fosil itu secara pasti. Yang pasti, fosil yang tertimbun dalam kedalaman tanah itu diduga dahulunya adalah sebuah rawa-rawa besar.
Sementara mengomentari tentang temuan giok naga, dan coran emas dan merunggu, arkeolog mengatakan, penemuan itu termasuk penemuan yang paling berharga bagi para arkeolog Cina. Karena membuktikan, suku-suku bangsa Cina kuno ribuan tahun silam sudah biasa dalam membuat ukiran halus dengan peralatan yang sangat sederhana.
Namun kualitas buatannya, tidak kalah dengan hasil torehan masyarakat Cina sekarang.
Suku-suku yang hidup di sekitar lembah Sungai Liachoe, termasuk suku yang menetap. Mereka hidup antara 5.000 - 8.000 tahun silam, dan membentuk koloni kehidupan dengan budaya yang tinggi. Namun tidak diketahui pasti, mengapa pada akhirnya suku-suku itu harus meninggalkan lembah Sungai Liachoe di jajaran pegunungan yang disebut Red Mountain.

0 comments:

Posting Komentar

Detikcom

Liputan6